Sabtu, 19 Januari 2013

Crulic, The Path to Beyond

Film ketiga yang saya bahas di blog ini berjudul Crulic, The Path to Beyond (untuk selanjutnya saya sebut Crulic). Sepertinya halnya 5 Broken Cameras dan Compliance, film yang satu ini pun merupakan film yang tragis dan depressing. Crulic bercerita tentang kehidupan seorang average Romanian yang menjadi korban buruknya sistem penegakan hukum di Polandia.

Selain film tragis dan depressing ketiga yang saya bahas di blog ini, film Crulic ini juga dibuat berdasarkan kisah nyata; sama seperti 5 Broken Cameras dan Compliance. Film Crulic ini bercerita tentang Claudiu Crulic, yaitu saat dia harus mengalami detention selama 3 (tiga) bulan karena dituduh mencuri dompet seseorang (yang sepertinya merupakan orang berpengaruh) di sebuah toko di Polandia.

Sebelum saya lanjutkan, saya sengaja menegaskan penggunaan kata detention. Detention ini berbeda dengan arrest. Bedanya di mana? Silakan googling detention vs arrest lebih lanjut.

Cerita tentang detention Crulic ini sampai diangkat ke layar lebar karena selama 3 (tiga) bulan itu, Crulic memutuskan untuk mogok makan. Alasan dia mogok makan adalah karena dia yakin dia tidak bersalah atas tuduhan mencuri dompet itu. Dia ingin menegaskan kepada semua pihak bahwa dia sudah diperlakukan secara tidak adil oleh sistem penegakan hukum di Polandia.

Di sini mungkin kita bertanya-tanya seberapa tragis nasib Crulic. Crulic yang ditahan di Polandia ini dapat diibaratkan seperti seorang TKW (Tenaga Kerja Wanita) Indonesia yang dituduh macam-macam di negara Malaysia. Jadi coba bayangkan kondisi emosional kita karena dituduh tanpa dasar yang kuat, ditambah dengan menurunya kondisi fisik karena tidak makan selama 90 hari, dan tidak ada seorang pun yang datang membantu kita. Pahit? Worse than just "pahit". Kondisi ini pun masih terus bertambah parah, tapi akan lebih baik kalau kelanjutan kisah Crulic ini ditonton sendiri.

Perlu saya tegaskan bahwa kehidupan Claudiu Crulic dalam film ini diceritakan dari sudut pandang Crulic sendiri (seperti autobiografi) lewat seorang narator dengan gaya bicara yang penuh sarkasme dan lelucon getir. Dengan begitu, film ini sukses menemukan nuansa "kelam"-nya. Kalaupun ada sisi "terang" dalam film ini, si Narator berhasil membuatnya tetap terlihat getir. Hal lain yang unik dari film ini adalah kombinasi animasi 2D, animasi 3D, dan animasi stop-motion (dengan dasar foto-foto asli) yang rasanya pas dengan nuansa "kelam" di balik tragisnya pengalaman hidup Crulic di film ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.