Minggu, 13 Januari 2013

5 Broken Cameras

Sudah lama saya tidak menulis tentang film. Sebenarnya ada beberapa film yang saya rasa layak untuk "dibicarakan" dalam blog, tapi saya kesulitan menemukan waktunya. Sebelumnya saya membahas film di asyafrudin.blogspot.com. Sempat juga saya membahas tentang film di akun Twitter saya: asyafrudin. Kali ini saya memutuskan untuk menuangkan sudut pandang saya sebagai penonton di sebuah blog baru.

**

Saya baru saja menonton film 5 Broken Cameras. Film ini merupakan sebuah film dokumenter yang menceritakan pengalaman hidup Emad Burnat selama bertahun-tahun hidup dalam tekanan Israel di desa Bil'in, Tepi Barat. Film ini diambil dari sudut pandang kamera yang digunakan Emad Burnat dalam meliput setiap peristiwa di desanya. Judul film ini menjelaskan dengan gamblang ada berapa kamera yang terlibat dalam film ini.

Dari sinopsis yang saya baca di situs IMDB, film 5 Broken Cameras ini langsung masuk ke dalam wishlist saya. Hal ini sebenarnya dapat ditebak karena saya sendiri termasuk orang yang menolak penjajahan terselubung yang dilakukan negara Israel. Lewat film ini saya sangat berharap dapat melihat lebih dalam kondisi nyata yang dialami warga negara Palestina.

Harapan saya terkabul dan kenyataannya jauh lebih tidak menyenangkan dari yang saya bayangkan. Di dalam film ini, saya melihat sendiri betapa mengenaskannya nasib orang-orang Palestina yang hidup di perbatasan Palestina-Israel. Bangunan diruntuhkan, tanah diakuisisi, dan kebebasan pun direnggut. Protes-protes yang dilakukan direspon dengan gas air mata dan peluru karet --dan daftar penderitaan mereka pun berlanjut.

Seiring bergulirnya waktu, film ini mulai memperlihatkan siklus tak berujung. Bangunan yang diruntuhkan, tanah yang diakuisisi, dan kebebasan yang direnggut. Hanya saja intensitas dari penindasan yang dilakukan negara Israel semakin tinggi. Alat yang digunakan untuk membubarkan protes semakin canggih, tenaga militer yang terlibat semakin banyak, para penduduk Israel yang hidup di tanah hasil jajahan pun terlihat ikut memperkeruh masalah, dan korban-korban pun semakin banyak --termasuk yang kehilangan nyawanya.

Kalau ada satu hal yang berhasil dilakukan film ini pada diri saya, hal itu adalah meningkatnya empati saya kepada orang-orang Palestina. Memang sulit dipercaya bahwa di dunia yang menjunjung tinggi kemerdekaan ini masih ada penjajahan, tapi hal ini adalah fakta yang dapat dilihat dengan mudah dalam film 5 Broken Cameras ini. Pertanyaannya adalah, "sampai kapan fakta mengenaskan ini akan terus hidup?" Entahlah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.